WARTA KOTA, SEMARANG— Duta Besar Inggris untuk Indonesia Muazzam Malik mengunjungi Pondok Pesantren Edi Mancoro di Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Rabu (24/2/2016) siang.
Kedatangan Muazzam disambut meriah oleh ratusan santri yang melambaikan bendera kedua negara, Indonesia dan Inggris. Tidak ketinggalan sambutan khas pesantren, yakni lantunan shalawat badar diiringi tabuhan rebana mengalun sejak Muazzammenginjakkan kaki di gerbang aula ponpes yang diasuh KH Muhammad Ridwan Lc tersebut.
Menurut sejarahnya, shalawat ini merupakan penyambutan warga Madinah terhadap Nabi Muhammad SAW yang hijrah dari Mekah ke Madinah.
Seolah belum berhenti atas kejutan itu, ketika naik ke aula yang terletak dilantai dua, Muazzamdisuguhi lagu “Shalawat Global” dengan aransemen khas gamelan jawa yang dimainkan oleh para santri yang tergabung dalam band SK (Seloso Kliwon).
“Havenu shalom, shalom aleikhem, shalom, shalom aleikhem. Havenu shalom, shalom aleikhem, shalom, shalom aleikhem. Shalom, shalom aleikhem. Alaika salam alaikum. Alaika salam alaikum. Alaika salam, salam, salam alaikum…” demikian liriknya.
Demi melihat sambutan para santri, air muka Muazzamterlihat sumringah. Sepanjang ia berjalan hingga memasuki aula pertemuan, wajahnya diliputi senyuman.
“Bagus, bagus,” kata Moazam.
Menurut salah satu vokalis band SK, Yaqi (20), Shalawat Global sebenarnya berasal dari lagu gereja berbahasa ibrani berjudul “Havenu Shalom” yang digubah oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dengan mengubah liriknya pakai bahasa Arab dan menyisipkan shalawat nabi di dalamnya.
Konon lagu “Havenu Shalom” sangat populer di kalangan orang Israel maupun umat kristiani. Bagi orang Yahudi, Shalom Aleikhem adalah lagu adat dinyanyikan pada malam Sabtu (Sabbath Yahudi) dengan sangat gembira dan penuh suka cita.
“Intinya dari lagu Shalawat Global ciptaan Cak Nun ini adalah salam perdamaian. Grup musik kami memang suka menyanyikan lagu-lagu Kiai Kanjengnya Cak Nun setiap Selasa Kliwon, makanya kita namanya band SK,” kata Yaqi.
Sebelum menggelar sarasehan para santri, Muazzam sempat berbincang hangat dengan pengasuh Ponpes Edi Mancoro, KH Muhamad Ridwan Lc beserta para assatidz (dewan guru) di ndalem atau kediaman Kiai Ridwan.
Mereka terlibat perbincangan mengenai praktik keislaman di Indonesia dan peran pondok pesantren dari masa ke masa. (Syahrul Munir)